SEPUTAR SHALAT GERHANA (KHUSUF/KUSUF):

gerhana bulan
SEPUTAR SHALAT GERHANA (KHUSUF/KUSUF):

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui” (QS. Yunus: 5)

Dan Dia juga berfirman (yang artinya):
“Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) bersujud kepada bulan. Tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika hanya kepada-Nya saja kamu menyembah” (QS. Fushshilat: 37)

“Dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti” (QS. Al- Israa: 59).

Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu berkata: Pada zaman Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah terjadi gerhana matahari. yaitu pada hari wafatnya Ibrahim (putra Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam dari Mariyah Al-Qibthiyah). Lalu orang-orang berkomentar: Telah terjadi gerhana matahari karena wafatnya Ibrahim. Maka Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena mati atau hidup seseorang. Jika kalian melihat keduanya (terjadi gerhana), maka segera berdoalah kepada Allah dan sholatlah sampai kembali seperti semula.” (HR. Muttafaq ‘alaih). Menurut riwayat Bukhari disebutkan: “Sampai terang kembali.”

Begitu pula dari Abu Mas’ud Al- Anshari, berkata :
“Telah terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim Bin Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka orang-orang-pun mengatakan, “Terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim”. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena mati atau hidup seseorang. Jika kalian melihat yang demikian itu, maka bersegeralah untuk ingat kepada Allah dan mengerjakan Sholat” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Dari dari Abu Musa (artinya):
“Tanda-tanda yang Allah kirimkan ini bukanlah karena mati atau hidup seseorang. Tetapi Allah sedang manakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Maka jika kalian melihat yang demikian itu, bersegeralah untuk mengingat Allah, berdo’a dan meminta ampun kepada-Nya”.(HR. Muttafaq ‘alaih).

Dan dalam hadits lain dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha , beliau bercerita: “Matahari mengalami gerhana pada masa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka beliau berdiri, bertakbir, dan para sahabatpun berbaris dibelakang beliau. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam membaca bacaan yang panjang lalu beliau ruku’ dengan ruku’ yang lama. Kemudian mengangkat kepala beliau dan mengucapkan, “SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WA LAKA AL HAMDU”. Kemudian beliau berdiri dan membaca bacaan yang panjang, namun lebih pendek dari bacaan yang pertama. Lalu takbir dan ruku’ yang lama tapi lebih pendek dari ruku’ yang pertama. Kemudian mengucapkan, “SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANAA WA LAKA AL HAMDU”. Kemudian sujud. Lalu beliau mengerjakan yang seperti itu pada rakaat yang kedua hingga sempurna empat ruku’ dan empat sujud. Dan matahari kembali terlihat sebelum beliau selesai” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha (artinya):
“Bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam telah selesai shalat dan matahari telah tampak, lalu beliau berkhutbah di hadapan jamaah, dengan memuji Allah dan memuja-Nya, seraya bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena mati atau hidup seseorang. Jika kalian melihat yang demikian itu, maka berdo’alah kepada Allah, bertakbir, mengerjakan shalat, dan bershadaqahlah…”. (HR. Muttafaq ‘alaih).

disalin dari  Ahmad Mudzoffar Jufri pada 15 Juni 2011 jam 23:28

Posting Komentar untuk "SEPUTAR SHALAT GERHANA (KHUSUF/KUSUF):"