Rizki Al Qur’an Harus Lebih kita Butuhkan dari pada Rizki Harta.


بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 
Allah ﷻ berfirman : 
أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ 

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia” (QS. Al-Anfaal : 4) 

 Ayat lain tentang rizki akhirat adalah: 

 وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ قُتِلُوٓا أَوْ مَاتُوا لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللَّهُ رِزْقًا حَسَنًا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِينَ 

“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah kemudian mereka terbunuh atau mati, sungguh Allah akan memberikan kepada mereka rezeki yang baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Rezeki yang terbaik.” (Al-Hajj: Ayat 58) 

 Sebagian orang saat mendengar kata rizki, maka selalu yang terpikir di dalam benaknya adalah uang atau harta kekayaan materiil. Makna rizki yang identik dengan uang, sudah semacam paradigma masyarakat modern. Kondisi ini tentu jika tidak segera diluruskan akan menjadi suatu tolok ukur bahwa suatu kebahagiaan harus bersumber pada hal-hal yang berhubungan dengan uang atau harta benda. 

Padahal ayat di atas menjelaskan ada rizki akhirat yang lebih dibutuhkan dari pada rizki dunia. Salah satu bentuk rizki yang spesial menurut ayat di atas adalah kemampuan berinterkasi dengan Alquran yang mampu menambah keimanan kepada Allah dalam diri manusia. 

Ayat di atas sudah seharusnya mamapu meluruskan paradigma masyarakat modern yang selalu bersemangat dalam mengejar rizki dunia, karena menganggap bahwa saat mereka memperoleh rizki maka mereka telah mengantongi sumber kebahagiaan. Ayat di atas juga mengingatkan kita, bahwa ada rizki lain yang jauh Lebih Besar & Lebih Mulia. Yakni rizki yang berbentuk pahala yang ada di sisi Allah ﷻ. Akan tetapi untuk mendapatkannya seseorang butuh iman haqqo (yang kuat dan benar). Adapun sumber terbesar bagi seseorang untuk mendaptkan rizqun kariim adalah Al Qur’an. Karena itu jangan biarkan diri kita begitu bersemangatnya mencari rizki materi duniawi, tetapi malas meraih rizki yang sangat utama yakni nikmatnya berinteraksi dengan Al Qur’anul Kariim. 

Hendaknya dalam urusan rizki Al Qur’an ini selalu menjadi motivasi kita untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mengejarnya, karena sejatinya rizki Al Qur’an tidak hanya membawa kebaikan di dunia tetapi hingga di akhirat kelak. Bahkan rizki Al Qur’an yang di Akhirat kelak akan jauh lebih sempurna dan lebih kita butuhkan saat itu. Al Qur’an sungguh kelak akan menjadi syafaat bagi penikmatnya saat di dunia, dengan izin Allah ﷻ . Marilah kita tingkatkan semangat kita dalam berinteraksi dengan Al Qur’an, dan juga rajinlah memohon agar diri kita diringankanNya dalam berinteraksi dengan Al Qur’an di sepanjang waktu. “… warzuqna tilawatahu..” (dan berilah kami rizki senang membacanya). 

Rizki Alquran memiliki bobot yang lebih tinggi dari pada rizki dunia;

 وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ وَرَحْمَتُهُ ۥ لَهَمَّت طَّآئِفَةٌ مِّنْهُمْ أَنْ يُضِلُّوكَ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنْفُسَهُمْ ۖ وَمَا يَضُرُّونَكَ مِنْ شَىْءٍ ۚ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا 
“Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.” (An-Nisa’: Ayat 113) 

Jadi jika rizki itu sangat spesial di sisi Allah maka Allah menyebutnya dengan Fadlullah ( Ali bin Abi Tholib ) وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب 📝 : 

Ustadz Abdul Aziz Abdur Ra’uf, Lc حفظه الله تعالى

Posting Komentar untuk "Rizki Al Qur’an Harus Lebih kita Butuhkan dari pada Rizki Harta."