Gerakan Peduli Tunas Bangsa

pemuda
Gerakan Peduli Tunas Bangsa

Setiap kali menyusuri jalanan gresik, tak jarang kutemui muda mudi gresik mengendarai sepeda motor sambil berboncengan. Berboncengan sah sah saja, bila sudah halal, namun tidak kali ini, ku yakin mereka belum menikah, soalnya kostum mereka begitu khas,putih abu abu. Atau ketika hari sabtu, ku lihat warnet warnet penuh dengan anak anak remaja, sedang asyik memegang sesuatu, ku yakin itu adalah PS. Games paling popular dan paling di gemari pemuda saat ini. Bermain PS sah sah saja, asal waktunya pas, bukan pada saat jam jam sekolah. Ataujuga saat sore atau malam hari, kulihat para pemuda sedang asyik memainkan jarinya, sambil sesekali mengeluarkan asap melalui mulutnya, ya ternyata mereka juga penikmat rokok. Merokok mungkin sah sah saja, bukan berarti saya menghalalkan rokok, asal mereka membelinya dengan uang sendiri. Lah ini uang saja masih minta, malah sudah berani merokok. Atau saat kulihat TV, anak anak muda senang membawa rantai, roda gigi, dan masih banyak lagi perlengkapan bengkel lainnya, bukannya mereka menyukai automotive, namun ternyata benda itu digunakannya untuk tawuran. Ya begitulah gambaran pemuda saat ini, ku yakin tidak hanya di gresik saja namun sudah meng-Indonesia.

Sebagai seorang muslim tentu saja saya sangat terusik dan tergerak, untuk peduli terhadap nasib pemuda. Karena ditangan pemudalah masa depan bangsa ini, ditangan pemudalah agama ini akan kuat. Sejarah sudah menjadi saksi tinta emas itu. Saya harap anda juga berpikiran sama dengan saya. Saya mengajak, mari kita peduli dengan mereka, peduli nasib mereka, peduli masa depan mereka. Mari sejenak kita melupakan, kita selesaikan urusan urusan pribadi kita dan beralih ke urusan yang lebih besar. Tentu saja harus, karena seseorang yang belum selesai dengan dirinya, mana mungkin akan menyelesaikan masalah orang lain. Semangat memang tidak selalu diatas, namun selagi masih diatas, kuazzamkan untuk mengajak diri saya pribadi dan saudaraku sekalian yang sependapat dengan saya untuk bersama sama memberikan kontribusi melalui program yang saya dan teman PTB namakan “GERAKAN PEDULI TUNAS BANGSA”.

Anda tentu bertanya apa itu “GERAKAN PEDULI TUNAS BANGSA”. Sebenarnya sederhana, gerakan ini adalah gerakan untuk menumbuhkan semangat, menyamakan frekuensi, mengelorakan ruh untuk minimal peduli dengan tunas bangsa terlebih bisa berkontribusi untuk menyelamatkan masa depan mereka. Kemudian anda bertanya lagi, lantas apa yang bisa saya berikan untuk itu? Sebenarnya juga sederhana, jika anda berkenan bergabunglah menjadi bagian kami, anda bisa memberikan waktu anda, uang anda atau apapun yang anda punya, namun jika tidak, bantulah kami dengan cara menyebarkan semangat positif, isu yang membangunkan dan tularkanlah ke teman terdekat anda, saudara anda, teman halaqah anda, atau dimanapun anda berada, saya kira termasuk tulisan ini juga, namun jika tidak, bantulah kami, berikan informasi tentang tunas bangsa yang ada di daerah anda masing masing. Saya hanya meyakini janji Allah kepada hambanya, “Barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita semua”. Dan saya yakin bahwa “Mission Ini Possible”. Sekarang bagaimana dengan anda?

Boy (085747963575)
“sedang berusaha menjadi sholih sosial”
Share this:

inShare

By bintangbirulangit • Posted in Rumah Prestasi • Tagged Gerakan Peduli Tunas Bangsa, kemenangan, pemuda
4
Jan 17 2012
Al Ikhlash)*

Yang kami maksud dengan al ikhlash adalah seluruh ucapan, perbuatan dan perjuangan seorang aktifis muslim selalu ditujukan dan dimaksudkan hanya kepada Allah Ta’ala saja, serta memohon ridha-Nya semata, juga kebaikan ganjaran-Nya. Tidak ingin mengharap imbalan apapun, baik berupa harta, tahta, martabat dan kedudukan, tanpa melihat maju mundurnya perkembangan dakwah.

Dengan demikian ia telah menjadi seorang jundi (prajurit yang baik secara intelektual maupun aqidah, bukan seorang jundi yang mencari imbalan dan manfaat serta yang di firmakan Allah SWT dalam Al qur’an :

“Katakanlah, sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS : Al-An’am : 162)

Dengan demikian seorang aktifis muslim selalu memahami doktrin, “Allah tujuan kami” dan Allah Maha Besar, dan baginya segala puja dan puji. (Hasan Al Banna)
Share this:

inShare

By bintangbirulangit • Posted in Untukmu Kader Dakwah • Tagged Al Ikhlas, Hasan Al Banna, Risalah Ta'lim, Untukmu Kader Dakwah
1
Jan 11 2012
pemuda adalah modal kemenangan

Bicara perubahan adalah bicara tentang pemuda. Sejarah sudah mengajarkan kepada kita, dibelahan bumi manapun, dengan latar belakang apapun, dengan budaya yang beraneka ragam sekalipun, pemuda adalah tulang punggung perbaikan. Ia adalah asset paling berharga. Ia adalah agen perubahan. Perjuangan nabi Muhammad adalah perjuangan para pemuda. Perjuangan ikhwanul muslimin juga berawal dari para pemuda. Tidak usah jauh jauh, perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah juga perjuangan para pemuda.

Imam bukhari, imam syafi’i, ibnu qayyim, imam hasan al banna, sayyid quthb, mereka adalah para mujaddid dan pembaharu. Mereka adalah para ulama ulama muda pada masanya. Mereka telah teruji, kontribusinya kepada ummat tak perlu diragukan lagi. Dengan izin Allah mereka dikaruniai ilmu yang setinggi langit, amal yang sebesar gunung, kebijaksanaan yang seluas samudra. Mereka adalah pewaris para nabi.

Muhammad al-Fatih, seseorang yang selalu bergumul dengan para ulama besar, dia juga adalah pemuda. Cerdas, kuat dan berani. Enam bahasa ia kuasai, Al-quran adalah makanannya sehari hari. Tak pernah sedikitpun meninggalkan amalan wajib. Sholat sunnah dan tahajud adalah kebiasaannya. Obsesinya adalah menaklukkan konstantinopel, kota terbesar dan terkuat pada masanya. Dibenaknya tak pernah lupa akan sabda nabi, bahwa tentara yang terbaik adalah tentara yang mampu menembus tembok konstantinopel, dan pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang memimpin tentara tersebut. Dalam usianya yang masih sangat belia, al-fatih sudah mampu mewujudkan mimpinya.

Demikian keadaan dan peran para pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda seperti para pelajar dan mahasiswa, selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh kelompok masyarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Sehingga bodoh apabila ada sebuah jama’ah dakwah, partai dakwah atau apapun namanya yang menginginkan perubahan, namun didalamnya tidak pernah memikirkan tentang pemuda, tidak pernah membicarakan tentang pemuda, tidak pernah mendidik para pemuda, tidak pernah membaur dengan pemuda. Itukah kita? saya tidak tahu, semoga saja tidak.

Sudah banyak teori menceritakan tentang ini, bahwa langkah pertama selalu dan selalu adalah mulailah dari diri sendiri untuk berfikir, berbicara, berinteraksi, dan berdakwah terhadap mereka. Jangan sampai kita aktif untuk bertausyiah, aktif memberi motivasi, aktif menuntut, namun dirinya sendiri, diam, tak ada amal. Gelisah melihat orang “baik”, menggunjing ketika melihat kader pasif tak membina. Banyak kritik, tapi nol kontribusi. Tindakan lebih mengena dari pada hanya sekedar kata. Maka selalu saya katakan, lihatlah dulu dirimu, jangan tanyakan apa yang bisa orang lain berikan untuk dakwah tapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan terhadap dakwah. Insya Allah Gresik Barokah.

Langkah yang kedua, adalah bergeraklah, jangan diam. Maka buatlah usroh menjadi forum yang produktif. Usroh bukan lagi pertemuan biasa, bukan lagi pertemuan seperti dulu, yang mana murobbi menjadi seorang yang super power, dominan dan tak terkalahkan. Fatwanya adalah wajib. Instruksinya adalah qoror. Tidak lagi, tidak lagi seperti itu. Kita bukan lagi anak kecil, yang butuh untuk terus dicekoki. Tak ada ruang untuk diskusi. Usroh bukan lagi materi, qadaya, rawai lalu bubar diri. Usroh seharusnya bukan seperti itu. Usroh dalam pemahaman saya adalah unit terkecil yang didalamnya terdapat majelis ilmu dari siapa saja (tentu saja masih dalam batas kurikulum yang ada), tidak melulu harus dari murobbi, didalamnya dibahas tentang agenda dakwah, didalamnya dibahas tentang mutarobbi. Sudahkan usroh kita seperti itu? Saya tidak tahu, semoga saja tidak. So, apakah kita masih mau bergerak bersama pemuda? Kalau iya, maka yang harus dilakukan adalah bentuklah usroh yang khusus mengurusi tentang pemuda (wabil khusus pelajar dan sekolah) memikirkan tentang pemuda, membicarakan tentang pemuda, dan berdakwah kepada para pemuda. Saya katakan lagi, pemuda, bukan yang lain. Ini hukumnya wajib bukan sunnah, itu jelas. Sudah lama saya menanti, saat saat seperti ini. Dan kini bola ada pada”mu”.

Tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi iqob. Tulisan ini juga bersifat lokal dan kekinian.
http://boyideas.wordpress.com/

Posting Komentar untuk "Gerakan Peduli Tunas Bangsa"