MANAJEMEN QALBU

MANAJEMEN QALBU


Dalam jiwa manusia terdapat segumpal darah, jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Apabila ia buruk maka buruk pula seluruh jasadnya (perilakunya). Segumpal darah itu adalah Hati. Hati diciptakan oleh Allah SWT dalam diri manusia bersifat dinamis (Bolak-balik) tidak stagnan (mandek/tetap). Tidak ada satupun orang yang mampu merengkuh hati untuk tetap pada kebenaran agama Allah, kecuali Allah SWT sendiri. Oleh karena itu, kita disunnahkan oleh Rasulullah untuk memohon kepada Allah agar diberikan ketetapan hati bisa beristiqamah dalam agama-Nya.


”Allahumma Ya Muqallibal Qulub Tsabit Qalbi ’Ala Diinik” (Ya Allah, wahai Dzat yang membolak-balik hati, tetapkan hatiku pada agama mu).

Hati manusia juga sangat rentan terhadap berbagai polutan kehidupan. Apapun kemaksiatan yang dilihat oleh mata dan yang didengar oleh telinga akan mengendap cepat dalam jiwa dan mengotorinya. Oleh karena, sungguh sangat beruntung orang yang selalu mensucikan jiwanya dan sungguh merugi bagi mereka yang mengotorinya (Qad Aflaha Man Zakkaha Waqad Khaaba Man Dassaaha, QS, Asy-Syams : 9-10). Karena itu, hati harus dimenej (dikelola) dengan sedemikian rupa agar hati menjadi sehat, jernih cemerlang dan jadi kinclong, menyenangkan bagi diri dan orang lain.

Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebut 3 kondisi hati yang terdapat dalam diri manusia, yaitu antara lain:

1. Hati Yang Sakit (Qalbun Mariidh)

Sebagaimana tubuh yang sakit, hati yang sakit mempunyai ciri sebagai berikut; malas, kinerja semakin melemah, selalu minta diperhatikan, mengkonsumsi menu dzikir sangat sedikit, selalu ber-su’udzan (buruk sangka), tidak bisa merasakan manisnya iman, dan hanya mampu melahap sesuatu secara Juz’iyah (sepotong-sepotong).

”Sesungguhnya orang-orang munafik itu hendak menipu Allah. Padahal Allah menipu mereka. Dan apabila mereka hendak mendirikan mereka mendirikan shalat dengan malas. dan Riya terhadap manusia, dan mereka tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit” (QS, An-Nisa’ : 142)

”Apakah kamu mengimani sebagian dari ajaran Al-Qur’an dan mengingkari sebagian yang lain. Tidak ada balasan bagi orang yang melakukan yang demikian kecuali kenistaan hidup di dunia dan di akherat ia digiring menuju adzab yang sangat pedih” (QS, Al-Baqarah : 85)

Orang yang jiwanya sedang sakit, ia tidak mampu mengkonsumsi ajaran Islam secara Kaffah (menyeluruh), ia hanya memilah dan memilih ajaran yang sesuai dengan selera hawa nafsunya. Padahal Allah memerintahkan mereka agar mengambil ajaran-ajaran-Nya secara menyeluruh (QS, Al-Baqarah:208).
Bahkan ia mengatakan: ”(ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: ”Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu agamanya (Gharra Haaulaai Diinuhum).” (QS, Al-Anfal (8) : 49).

Dalam dunia kerja orang yang sakit hatinya akan sangat mempengaruhi produktiviats kerja, kerja lambat dan susah mencapai target. Selalu cemas, menghamburkan waktu, tidak pernah puas (bersyukur), suka marah, emosi tidak stabil, tidak punya gairah kerja, kerja asal asalan tapi selalu minta perhatian maksimal. Penyakit-penyakit ini harus segera diobati, sebab kalau tidak ia akan menjadi hati yang mati.



2. Hati Yang Mati (Qalbun Mayyit)

Ciri hati yang mati adalah tidak bergerak. Hatinya tidak bisa tergugah oleh apapun yang datangnya dari Allah SWT. baik dengan cara diberi nasehat, ancaman dan peringatan. Kata Allah bahwa sama saja bagi mereka, engkau beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, ia tetap tidak beriman (QS, Al-Baqarah : 6).

Orang yang mati hatinya akan bersikap ’thagha’ (melampaui batas) (QS, An-Nazi’at (79) : 37 – 39) dan senantiasa menghalang-halangi seseorang dari jalan Allah (QS, An-Nisa’ (4) : 167). Hanya Allah-lah yang mampu menghidupkan hati yang mati. Allah telah menghidupkan hati Umar yang mati, memberinya cahaya dan mengeluarkannya dari kegelapan. Hal ini semestinya dijadikan ibrah bagi manusia.

”Dan apakah orang yang sudah mati lalu kami hidupkan dan kami beri cahaya yang membuatnya mampu berjalan ditengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan, sehingga dia tidak dapat keluar dari sana? Demikian dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan” (QS, Al-An’am (6) : 122).

Dalam dunia kerja orang yang sudah mati hatinya sudah tidak bisa diandalkan, karena ia sudah mengalami stagnasi (kemandekan kinerja), kinerjanya hanyalah menghantau orang lain (ngajak demo, bikin kerusakan, mengacau dan mengancam), sombong/memprovokasi (menghalang-halangi orang yang bekerja dengan baik) dan lain lain. Bagi yang hatinya mati tidak ada solusi lain kecuali hanya didoakan. Ia harus segera diamputasi untuk regenerasi karena ia sudah tidak bisa diajak untuk kompromi, kecuali Allah memberi hidayah kepadanya.


3. Hati Yang Sehat/Hidup (Qalbun Hayyun)

Sebagaimana tubuh yang sehat, hati yang hidup atau sehat mempunyai ciri sebagai berikut; berjiwa semangat, melahap apapun yang datangnya dari Allah dan Rasulnya, bersikap mendengar dan patuh (QS, An-Nur (24) : 51), tidak mencari alternatif lain (QS, Al-Ahzab (33) : 36), dan tidak merasa berat terhadap keputusan Allah dan rasul-Nya, dan menerima dengan sepenuh hati (QS, An-Nisa’ (4) : 65).

Adapun solusi untuk melakukan recovery bagi hati yang sakit adalah; tidak mendatangi tempat-tempat maksyiat (sarang virus penyakit hati), tidak berkawan dengan orang berhati sakit, banyak mengkonsumsi dzikir, membaca Al-Qur’an, bersedekah, membayar zakat, dan berqiyamul lail. Sedangkan solusi bagi orang yang hatinya mati adalah menyerahkan semua urusannya kepada Allah.

Merupakan amanah dari Allah, bahwa setiap orang mukmin harus senantiasa membersihkan jiwanya agar menjadi hati yang bersih (Qalbun Salim). Dengan Qalbun Salim inilah seseorang akan diterima oleh Allah SWT ketika ia menghadap kepada-Nya

”Suatu hari tidak bermanfaat baik harta-harta benda maupun anak-anak, keculai orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih” (QS, Asy-Syu’ara’ : 88-89).

Orang yang sehat jiwanya, akan sangat berpengaruh dalam dunia kerja. Kerjanya akan maksimal, fokus pada pencapaian terget, lapang dada (riang gembira menjalan tugas kerja), kerja sesuai standard walaupun tidak sedang diawasi, gemar membantu rekan kerja, bertanggung jawab dan professional dalam bekerja.





Bersihkan Jiwa, Raih Berkah-Nya
(Ust. Kusno Hadi, Ketua DPD PKS Gresik 2005-2010)
(Staf Ketua daerah dakwah PKS Gresik-Lamongan 2010-2015)

Posting Komentar untuk "MANAJEMEN QALBU"