Kemenag Harus Maksimalkan Peran Kantor Misi Haji di Arab Saudi


Jakarta – Pelaksanaan haji tahun 1432 H/ 2011 M tinggal menghitung hari. Dengan tambahan kuota 10 ribu yang diberikan Pemerintah Arab Saudi, Kemenag RI harus memaksimalkan pelayanannya. Jangan sampai masalah yang terjadi pada tahun lalu terjadi pada tahun ini. Padahal dari segi fasilitas dan lokasi semua sudah bagus.



Anggota Komisi VIII DPR RI Herlini Amran mengungkapkan hal tersebut saat akan mengikuti konsinyering Komisi VIII DPR RI dengan empat mitra kerja di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Jumat(16/9).





“Pemondokan yang dekat dengan Masjidil Haram dan kuota haji sudah ditambah. Saya kira tidak ada alasan lagi bagi Kemenag untuk mentoleransi segala macam masalah. Tahun ini harus lebih baik dari tahun kemarin,” ujarnya.



Berdasarkan pengawasan tahun lalu, masalah kesehatan paling banyak mendapat catatan. Mulai dari petugas kesehatan yang tidak seimbang dengan jumlah jamaah, kurangnya persediaan obat, hingga jamaah haji yang berusia lanjut dan jamaah haji yang hamil tua. Dengan masalah tersebut, menyebabkan angka kematian jamaah haji tahun 2010 lebih banyak dari tahun sebelumnya.



“Ada jamaah haji yang usianya sudah sangat sepuh, ada jamaah haji yang ternyata sedang hamil tua dan akhirnya melahirkan. Masalah tersebut harusnya menjadi prioritas agar tidak terulang kembali pada tahun ini. Kita semua berharap jamaah haji Indonesia dapat melaksanakan hajinya dengan baik dan bisa pulang dengan selamat,” harapnya.



Untuk meminimalisir masalah, Herlini Amran yang juga anggota Tim Pengawas Haji DPR RI meminta agar Kemenag RI harus bisa memaksimalkan peran Kantor Misi Haji Indonesia di Arab Saudi. Dengan anggaran yang besar KMHI diharapkan bisa meminimalisir segala kekurangan yang ada.



“KMHI di Arab Saudi sudah dianggarkan sejak tahun lalu sebesar Rp 5 miliar. Tahun ini kurang lebih jumlahnya sama. KMHI bisa mengambil hikmah dari pelaksanaan haji tahun lalu, harusnya sudah bisa memetakan sekaligus memperbaiki masalah yang ada,” kata Herlini.



Herlini yang baru saja menerbitkan bukunya yang berjudul Fikih Wanita (Panduan Harian Muslimah), mengusulkan beberapa hal yakni: adanya rekam medis jamaah haji yang memiliki penyakit dengan resiko tinggi seperti jantung dan asma. Kedua, harusnya Kemenag RI memprioritaskan jamaah haji yang berusia diatas 60 tahun tanpa menunggu adanya porsi tambahan. Ketiga, perlunya pemeriksaan kejiwaan kepada jamaah yang lebih intensif untuk mencegah jamaah yang stress.



“Terakhir, para petugas kesehatan harusnya pro aktif melayani jamaah. Jangan sibuk berhaji akhirnya meninggalkan tugas utamanya. Tahun lalu saya temukan petugas kesehatan yang lebih sibuk haji daripada melayani jamaah,” pungkas Herlini.

Posting Komentar untuk "Kemenag Harus Maksimalkan Peran Kantor Misi Haji di Arab Saudi"